A Sweet So Love (Fanfict Mix China-Korea) - Prolog

 Prolog


Hehehe...
Cerita ini dibuat, inspirasi dari "A love So Beautiful" dan "Intense Love"
Semoga suka ya..
Selamat membaca..
cerita juga aku uploud di wattpad.
jangan lupa mampir di akun wattpadku ya..
@MeldiaWu

----
Seperti biasa ku melihat ia merapikan buku pelajarannya di kamarnya,  tingkah lakunya yang mondar-mandir membuatku tanpa sadar tersenyum,  bahkan saat ia hampir saja terpleset saking terburu-burunya membuatku nyaris melompat ke kamarnya yang terletak di seberang kamarku, untuk menolongnya.

Ia memakai tas punggungnya dan membuka pintu kamarnya.  "Sepertinya hari ini ia tak akan sarapan lagi,  untunglah tadi pagi sudah kulakukan sesuatu."

Aku juga tak mau kalah,  sekarang sudah waktunya aku berangkat sekolah. Tak lupa aku menyapa Ayah,  Ibu,  dan Kakakku yang sedang sarapan.
"Hey, Juan.  Kau tak sarapan?" tanya kakakku.
"Tidak,  seperti biasa aku sudah bawa bekal." ucapku sambil terkekeh. Tak lupa ku lambaikan tanganku pada keluargaku.

Aku tidak boleh kehilangan jejaknya lagi.  Hari ini harus berada di belakangnya.
Ku buka pintu rumahku. Dan mencoba mengintip rumah yang berada di samping rumahku.
Dan lihatlah dia mengambilnya sambil tersenyum,  rasanya ada kembang api samping kepalaku.  Betapa senangnya hatiku.

Dia memegang bekal yang tadi pagi sudah ku siapkan. Dan ini lah saatnya aku berakting dengan wajah dingin,  ah sungguh aku malu sekali jika harus menyapa dahulu.

Biarlah aku di anggap pengecut atau apa karena,  aku memang orangnya seperti ini.
"Oh,  Hai Juan,  good morning. " sapanya padaku. 
Dan hanya bisa ku balas dengan anggukkan kepala.

Ia berjalan di depanku,  dan seperti biasa aku berjalan di belakangnya.
"Heum,  Juan,  sudah mengerjakan PR biologi?". Tanyanya tanpa menoleh padaku,  di tersenyum, aku tahu dia tersenyum meskipun dia tak menoleh padaku.

Aku hanya menganggukkan kepalaku dan berdehem.
Biar seperti itu, kurasa ia paham maksudku, mungkin. Selama berjalan ke sekolah, kita tak ada pembahasan apapun.

Tapi kurasa ini saatnya aku mengatakan semuanya.
Aku tak peduli kesekuensinya.
"Ehm,  Cherry? " Panggilku padanya. 
Ia berhenti berjalan dan menoleh padaku dengan tatapan terkejut.

"Wow, Juan. Kau memanggilku? Wow aku suka suaramu,  sekian lama kita jadi tetangga aku tak pernah mendengar suaramu. Padahal aku ingin sekali bicara padamu, tapi tak pernah bisa,  di sekolah juga kita tak pernah sekelas. Aku kira kau membenciku. " ia berbicara dengan semangat dan menjelaskan apa yang ia rasakan terhadapku. Aku bisa mendengar dari nadanya ia sedih.

"Tidak,  Cherr.  Kau salah.  Se..  Sebenarnya selama ini aku.. Aku malu padamu." ucapku dengan suara bergetar.

"Why?  Aku kira kau memang sosok yang dingin, hehe ternyata.  " ucapnya sambil tertawa.
Beberapa saat aku menikmati suaranya saat tertawa, matanya yang sipit ketika tertawa,  lesung pipitnya yang mungil terlihat.  Bahkan rambutnya yang berkibar tertiup angin terlihat menarik.

"Tapi,  aku suka. " memandangku dengan tersenyum, rasanya kakiku tak bisa bergerak.
Ku meraih kertas di saku celanaku, berlari padanya dan mengambil tangannya,  ku letakkan kertas itu padanya.

"Ini apa?" tanyanya tak ku hiraukan.
Ku berlari menjauhinya.

To be continue
----
Sekian.
Jangan lupa like dan komen.
Maaf jika ada typo.

Tertanda
MeldiaWu🌷

Komentar

Postingan Populer